Pembinaan anak terlantar (antar) umumnya di lakukan di lingkungan asrama yang biasanya di sebut dengan nama panti asuhan, namun dengan seiringnya perkembangan zaman dan perubahan yang dilakukan oleh pemerintah maka pembinaan anak terlantar yang dulunya di sebut dengan nama panti asuhan kini di kenal dengan nama Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Yayasan Al- Mahabbah yang menaungi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) telah memiliki jumlah data binaan anak terlantar sebanyak 85 Anak di antaranya 50 pembinaan dalam asrama (panti) & 35 luar asrama (non panti). di antara pembinaan anak terlantar baik yang di bina di asrama maupun di luar asrama atau lingkungan keluarga pada umumnya status mereka ada yang di kategorikan miskin/kurang mampu, yatim piatu, yatim, piatu, dan yang di terlantarkan oleh orang tuanya sejak masih bayi.
KEGIATAN ANAK
a. Mengikuti pendidikan formal.
b. Pembinaan keagamaan (shalat lima waktu dan membaca Al-Qur’an).
c. Pembinaan ahklak dan budi pekerti.
d. Pelatihan keterampilan
e. Mengikuti lomba keterampilan dan keagamaan.
f. Kegiatan Olahraga, Bermain, dan Rekreasi.
SEJARAH SINGKAT PANTI ASUHAN AL-MAHABBAH
Yayasan Al-Mahabbah merupakan cikal bakal berdirinya Panti Asuhan dan Dhu'afa. Dengan semangat. dan keinginan yang kuat untuk membina anak yatim piatu dan anak fakir miskin yang terlantar, pada tahun 20011, pengurus yayasan ini mulanya menampung 60 orang anak pada sebuah bangunan rumah sederhana berukuran l0 x 15 meter.
Bangunan rumah milik ketua yayasan itu dijadikan sehagai tempat penampungan anak panti yang dibinanya. Anak panti tersebut datang ke panti asuhan dibawa oleh keluarganya, karena salah seorang atau kedua orang tua mereka telah tiada. Sebagian di antara anak panti itu, diperoleh pengurus yayasan, karena anak tersebut ditelantarkan orang tuanya akibat persoalan ekonomi dan sosial.
Mereka berasal dari berbagai Kota dan Kabupaten Bandung. Ada yang berasal dari Kabupaten Bandung dan Luar Bandung, dan sebagian berasal dari Jawa Barat. Sebelum Panti Asuhan ini mendapat bantuan dana dari sejumlah donatur, sekitar dua tahun pengurus yayasan ini bekerja secara mandiri dan mencari nafkah untuk menghidupi anak panti yang dibinanya.
Bahkan, pada tahun 2011, pengurus yayasan ini pernah mengalami penderitaan, karena beras yang akan digunakan untuk memberikan makan kepada anak panti sudah habis. Untuk memenuhi kebutuhan hidup anak panti yang dibinanya, waktu itu, pengurus yayasan ini meminta tolong kepada seseorang yang dikenalnya, sehingga kalung emas dan televisi orang tersebut dipinjamkan untuk digadaikan. Selain itu, ada seorang tetangga di dekat panti asuhan yang memberikan pinjaman uang tunai Rp 5 juta tanpa bunga.
Pada tahun 2014, yayasan yang mengelola panti asuhan ini baru mendapatkan donatur, sehingga lebih tingan beban pengurus dalam memenuhi kebutuhan hidup anak panti yang dibinanya. Sebelumnya, kebutuhan beras, lauk-pauk, dan pakaian untuk anak panti ini diusahakan sendiri oleh pengurus yayasan.
Berkat kerja keras yang tidak mengenal lelah, pengurus yayasan ini melayangkan surat dan permohonan bantuan kepada sejumlah donatur dan lembaga pemerintah, agar anak panti yang. dibinanya dapat dipenuhi.kebutuhan.hidupnya sehari-hari, termasuk agar anak panti tersebut dapat mengenyam pendidikan formal secara berjenjang hingga tingkat SMU.
KAMI SANGAT MENGHARAPKAN SALURAN BANTUAN DARI BAPAK/IBU UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP BAGI ANAK TERLANTAR, FAKIR MISKIN, DAN YATIM PIATU MELALUI PANTI ASUHAN AL-MAHABBAH.




0 komentar:
Posting Komentar